Samsung Ingin Galaxy S5 seperti iPhone 5S
Ketika mulai memasuki pasaran pada 20 September mendatang, iPhone 5S dari Apple bakal menjadi smartphone pertama dan satu-satunya yang dibekali dengan prosesor 64-bit dalam bentuk chip Apple A7.
Manfaat prosesor 64-bit pada gadget mobile saat ini masih diperdebatkan, tetapi langkah Apple itu tak ayal memicu pesaing terbesarnya, Samsung, untuk menempuh jalur serupa.
Dilaporkan oleh AllThingsD, Kepala Divisi Perangkat Bergerak Samsung JK Shin menyatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan prosesor 64-bit. "Mungkin belum akan keluar dalam waktu dekat ini, tapi ya smartphone berikutnya (Galaxy S5) dari kami bakal mengusung teknologi pemrosesan 64-bit," ujar Shin.
Sekarang ini, smartphone andalan Samsung, Galaxy S4, dimotori oleh prosesor Exynos 5 Octa yang menggunakan arsitektur 32-bit.
Meskipun sebenarnya chip tersebut terbilang masih sangat bertenaga, Samsung hendak memanfaatkan arsitektur 64-bit di masa depan untuk menangani aplikasi-aplikasi yang rakus sumber data.
Belum perlu?
Dalam konteks peluang pemanfaatannya di masa depan, proseor gadget 64-bit terdengar masuk akal. Namun, bagaimana relevansinya dengan kebutuhan komputerisasi di masa kini?
Analis Moor Insights and Strategy Patrick Moorhead menilai bahwa prosesor 64-bit pada mobile gadget sekarang ini belum bisa memberikan keuntungan selain memungkinkan produsen perangkat yang bersangkutan menggembar-gemborkan jargon "64-bit".
"Pemrosesan 64-bit belum bisa menambahkan apa-apa pada pengalaman pengguna saat ini karena untuk merasakannya diperlukan memori lebih dari 4 GB," urai Moorhead. Salah satu kelebihan prosesor 64-bit dibanding 32-bit adalah mampu membaca dan memanfaatkan memori (RAM) berkapasitas di atas 4 GB.
"Kebanyakan ponsel saat ini hanya memiliki memori 1 GB hingga 2 GB. Butuh waktu bertahun-tahun lagi sebelum angka 4 GB menjadi standar baru," lanjut Moorhead.
Persoalan manfaat 64-bit pun tak sesederhana menambahkan jumlah RAM karena hal itu akan turut meningkatkan konsumsi daya yang berdampak negatif terhadap daya tahan baterai.
Dukungan software
Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa Apple telah melangkah lebih maju dibandingkan para kompetitornya dalam hal ini. Apple bukan hanya membuat prosesor 64-bit, melainkan juga merancang sistem operasi iOS 7 agar mampu memanfaatkan prosesor 64-bit.
Perusahaan berlambang buah apel ini juga menyiapkan peralatan pengembangan aplikasi agar para pengembang pihak ketiga turut bisa memanfaatkan arsitektur baru itu.
Prosesor dengan arsitektur 64-bit memang membutuhkan dukungan software agar bisa berfungsi optimal, meskipun sejatinya juga mampu menjalankan perangkat lunak 32-bit.
Akan halnya Android, sejauh ini OS besutan Google tersebut belum bertransisi ke 64-bit. Sebelum itu terjadi, agaknya ponsel 64-bit yang dijanjikan Samsung belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya.
Manfaat prosesor 64-bit pada gadget mobile saat ini masih diperdebatkan, tetapi langkah Apple itu tak ayal memicu pesaing terbesarnya, Samsung, untuk menempuh jalur serupa.
Dilaporkan oleh AllThingsD, Kepala Divisi Perangkat Bergerak Samsung JK Shin menyatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan prosesor 64-bit. "Mungkin belum akan keluar dalam waktu dekat ini, tapi ya smartphone berikutnya (Galaxy S5) dari kami bakal mengusung teknologi pemrosesan 64-bit," ujar Shin.
Sekarang ini, smartphone andalan Samsung, Galaxy S4, dimotori oleh prosesor Exynos 5 Octa yang menggunakan arsitektur 32-bit.
Meskipun sebenarnya chip tersebut terbilang masih sangat bertenaga, Samsung hendak memanfaatkan arsitektur 64-bit di masa depan untuk menangani aplikasi-aplikasi yang rakus sumber data.
Belum perlu?
Dalam konteks peluang pemanfaatannya di masa depan, proseor gadget 64-bit terdengar masuk akal. Namun, bagaimana relevansinya dengan kebutuhan komputerisasi di masa kini?
Analis Moor Insights and Strategy Patrick Moorhead menilai bahwa prosesor 64-bit pada mobile gadget sekarang ini belum bisa memberikan keuntungan selain memungkinkan produsen perangkat yang bersangkutan menggembar-gemborkan jargon "64-bit".
"Pemrosesan 64-bit belum bisa menambahkan apa-apa pada pengalaman pengguna saat ini karena untuk merasakannya diperlukan memori lebih dari 4 GB," urai Moorhead. Salah satu kelebihan prosesor 64-bit dibanding 32-bit adalah mampu membaca dan memanfaatkan memori (RAM) berkapasitas di atas 4 GB.
"Kebanyakan ponsel saat ini hanya memiliki memori 1 GB hingga 2 GB. Butuh waktu bertahun-tahun lagi sebelum angka 4 GB menjadi standar baru," lanjut Moorhead.
Persoalan manfaat 64-bit pun tak sesederhana menambahkan jumlah RAM karena hal itu akan turut meningkatkan konsumsi daya yang berdampak negatif terhadap daya tahan baterai.
Dukungan software
Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa Apple telah melangkah lebih maju dibandingkan para kompetitornya dalam hal ini. Apple bukan hanya membuat prosesor 64-bit, melainkan juga merancang sistem operasi iOS 7 agar mampu memanfaatkan prosesor 64-bit.
Perusahaan berlambang buah apel ini juga menyiapkan peralatan pengembangan aplikasi agar para pengembang pihak ketiga turut bisa memanfaatkan arsitektur baru itu.
Prosesor dengan arsitektur 64-bit memang membutuhkan dukungan software agar bisa berfungsi optimal, meskipun sejatinya juga mampu menjalankan perangkat lunak 32-bit.
Akan halnya Android, sejauh ini OS besutan Google tersebut belum bertransisi ke 64-bit. Sebelum itu terjadi, agaknya ponsel 64-bit yang dijanjikan Samsung belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya.
Komentar
Posting Komentar