Tak Sekadar Deface, Ini Ulah Hacker yang Ditakuti Israel
Ilustrasi (gettyimages)
Jakarta - Serbuan hacker yang dilancarkan ke situs Israel makin gencar. Jutaan situs pun dilaporkan menjadi korban. Namun aksi mengubah tampilan situs (deface) sejatinya bukanlah yang ditakuti pihak Israel.
Menurut Major-General (res.) Yitzchak Ben Yisrael, Head of the Cyber Center Tel Aviv University, banyak orang yang berpikir bahwa serangan cyber selalu berbicara soal keamanan data. Padahal serangan model seperti ini dianggap mudah ditangani, klaim Ben.
Sebaliknya, serangan masif yang menyasar infrastruktur fisik sejatinya jauh lebih mengerikan dan memberi dampak luar biasa parah bagi suatu negara, termasuk Israel.
"Sistem kereta api, misalnya, yang dioperasikan dengan komputer. Sebuah virus yang disuntikkan ke dalam sistem tersebut dapat menyebabkan kecelakan yang mematikan," ungkap Ben.
Contoh lainnya yang disebutkan Ben adalah saat ada laporan serangan dari Syrian Electronic Army pada tahun 2012. Dimana kala itu kelompok hacker ini dilaporkan menyerang sistem pengairan di bagian utara Israel dan mematikannya.
"Kami menerima laporan itu dan mendapati sistem pengairan di wilayah Haifa telah mati," kata Ben.
"Namun kabar baiknya adalah itu laporan palsu. Sedangkan kabar buruknya, sistem itu memang benar-benar mati," lanjutnya, seraya ingin menunjukkan kekhawatiran Israel terkait aksi serangan yang menyasar infrastruktur fisik, seperti dilansir Thejewishpress.
Sebelumnya, data yang diungkap pada International CYber COnvention di Tel Aviv University mengungkap bahwa Israel setiap harinya mendapat 100 ribu serangan dari dedemit maya. Namun ketika situsi krisis seperti sekarang ini, frekuensi serangan langsung melonjak, menjadi sampai 1 juta kali per hari.
Hal ini terjadi sebagai serangan balasan para peretas yang mengutuk aksi militer Israel ke Gaza. Memang, pasca memanasnya situasi di Gaza, di internet muncul kampanye #OpSaveGaza yang digalakkan oleh hacker anti Israel.
“Greatest campaign ever against ‘Israhell,’ to expose their terrorist activity to the world,” demikian tulis hacker.
“Israhell never existed its only Palestine”. “It’s our home. If you are a Hacker, Activist, a Human Right Organization then hack Israel websites and expose to the world their crimes, show to the world how much blood is on their hands, blood of innocent children and women,” lanjut pesan hacker anti Israel tersebut.
Jakarta - Serbuan hacker yang dilancarkan ke situs Israel makin gencar. Jutaan situs pun dilaporkan menjadi korban. Namun aksi mengubah tampilan situs (deface) sejatinya bukanlah yang ditakuti pihak Israel.
Menurut Major-General (res.) Yitzchak Ben Yisrael, Head of the Cyber Center Tel Aviv University, banyak orang yang berpikir bahwa serangan cyber selalu berbicara soal keamanan data. Padahal serangan model seperti ini dianggap mudah ditangani, klaim Ben.
Sebaliknya, serangan masif yang menyasar infrastruktur fisik sejatinya jauh lebih mengerikan dan memberi dampak luar biasa parah bagi suatu negara, termasuk Israel.
"Sistem kereta api, misalnya, yang dioperasikan dengan komputer. Sebuah virus yang disuntikkan ke dalam sistem tersebut dapat menyebabkan kecelakan yang mematikan," ungkap Ben.
Contoh lainnya yang disebutkan Ben adalah saat ada laporan serangan dari Syrian Electronic Army pada tahun 2012. Dimana kala itu kelompok hacker ini dilaporkan menyerang sistem pengairan di bagian utara Israel dan mematikannya.
"Kami menerima laporan itu dan mendapati sistem pengairan di wilayah Haifa telah mati," kata Ben.
"Namun kabar baiknya adalah itu laporan palsu. Sedangkan kabar buruknya, sistem itu memang benar-benar mati," lanjutnya, seraya ingin menunjukkan kekhawatiran Israel terkait aksi serangan yang menyasar infrastruktur fisik, seperti dilansir Thejewishpress.
Sebelumnya, data yang diungkap pada International CYber COnvention di Tel Aviv University mengungkap bahwa Israel setiap harinya mendapat 100 ribu serangan dari dedemit maya. Namun ketika situsi krisis seperti sekarang ini, frekuensi serangan langsung melonjak, menjadi sampai 1 juta kali per hari.
Hal ini terjadi sebagai serangan balasan para peretas yang mengutuk aksi militer Israel ke Gaza. Memang, pasca memanasnya situasi di Gaza, di internet muncul kampanye #OpSaveGaza yang digalakkan oleh hacker anti Israel.
“Greatest campaign ever against ‘Israhell,’ to expose their terrorist activity to the world,” demikian tulis hacker.
“Israhell never existed its only Palestine”. “It’s our home. If you are a Hacker, Activist, a Human Right Organization then hack Israel websites and expose to the world their crimes, show to the world how much blood is on their hands, blood of innocent children and women,” lanjut pesan hacker anti Israel tersebut.
Komentar
Posting Komentar